Saya menggemari kebebasan serta kendala intelektual yang dikasih poker online ke saya, tetapi perihal itu butuh banyak pengorbanan psikologis
Anda mesti terima banyak salah perkiraan saat Anda mengumumkan sebagian orang apabila Anda bermain kartu buat mencari nafkah. “Kayak apa muka pokermu?” soal pertama-tama yang cenderung menjadi pertanyaan orang ke saya. Saya merasa seolah-olah mengesalkan mereka saat saya mengatakan kalau saya tak mempunyainya. Bermain online, yang dikatakan dasar pemasukan poker saya, tak peduli apa yang udah dilaksanakan muka saya (kebanyakan cuman meringis di monitor). Saat saya main langsung, saya cenderung fokus pada banyak hal lain buat kabar: ukuran taruhan; pemerlakukan chip; sejarah tangan; apa yang dipakai lawan, minum, bercakap. Muka jarang masuk ke dalamnya.
Tanggapan ciri-khas lainnya adalah, “Bagaimana Anda bisa mencari nafkah dengan taruhan? Itu semuanya cuman keberuntungan, kan?” Ah tak juga. Benar-benar, ada hal hoki era pendek atau sebaliknya, namun selepas lebih dari pada beberapa ratus ribu tangan, keterampilan mental, matematika dan emosional yang akan berkuasa. Makalah Steven D Levitt “The Role of Kebolehan Versus Luck in Poker” bersama dengan sumber lain, memberinya support poker menjadi permainan berbasiskankan keahlian. Serta sementara saya menyatakan apabila saya betul-betul kecanduan mesin slot saat remaja, poker online serius tak terasa seperti permainan judi. Grafik keuntungan saya yang masih tetap naik sejauh empat akhir tahun perlihatkan kalau di akhirnya usaha keras serta bakat dapat diliat. Memang, pemasukan tahunan saya tidak demikian fenomenal serta tapi berada pada atas upah minimum regional (UMR).
Dimulai Dari Menulis Kolom Tentang IDNPOKER
Saya tak berencana mengetahui permainan poker dan cukup terlambat di usia 36, ??setelah mulanya saya bekerja sebagai jurnalis terlepas. Saya diminta dengan seorang editor buat menulis kolom mingguan berkenaan IDNPOKER. Saya setuju serta langsung berkeinginan untuk mendalami poker.
Saya sajikan waktu untuk belajar perihal permainan poker serta berubah dari bermain satu meja jadi dua meja, lalu, selanjutnya, delapan meja atau tujuh. Kolom itu diagendakan jalan beberapa waktu. Saat pada akhirannya menyusut dan saya memiliki kemungkinan buat melihat-lihat, itu udah jalan sejauh 88 minggu. Karier menulis saya amburadul serta penerimaan saya sekarang sekedar terkait pada kesuksesan saya bermain poker online di IDNPOKER. Meskipun kegiatan poker saya cukup membahagiakan sekaligus mendebarkan tapi sampai waktu ini saya masih melaksanakannya.
Waktu usai dengan Anda habiskan sebagian besar waktu Anda sendiri pada suatu area kecil lihat pc. Saya hampir tak dapat ingat apa yang terjadi minggu tempo hari namun ingat dengan rinci tangan dimainkan beberapa tahun lalu. Saya berusia 40 tahun waktu ini dan kemauan hidup yang terdiri dari banyak hal “normal” – hipotek, memulai suatu keluarga, hobi – seluruhnya musnah. Poker udah letakkan saya terpinggirkan dari penduduk.
Terjerembab Kasus Kejiwaan
Ini sebenarnya kurang sehat. Tahun tempo hari saya masuk jauh ke jurang kejiwaan. Saya memainkan permainan uang langsung dengan uang hutang serta mendapat hasil yang jelek. Kehilangan penghasilan seminggu dalam dua menit sulit diterima akal sehat saya.
Buat bayar rugi itu, saya menggerus delapan meja poker online secara seiring hingga sampai 15 jam satu hari. Waktu saya tak main, saya minum alkohol hingga mabuk untuk mengatasinya. Masalah keuangan membuat saya kesulitan tidur yang kelanjutannnya membuat mengambil ketetapan yang tidak baik di meja poker online. Saya ada di dalam lingkaran mimpi jelek. Diakhir November, kesehatan mental saya seperti tersangkut tali. Saya memikul penderitaan insomnia kritis, tinitus, pertimbangan untuk bunuh diri; berat badan saya turun dan seolah-olah itu tidak cukup – serta jujur saja saya terasa seperti alami sindrom kepala meledak.
Saya memohon peran pihak lain. Beberapa filsuf itu memiliki banyak pendapat bagus buat pemain poker modern buat ditingkatkan ke perangkat kejiwaannya. Mereka konsentrasi di penataan diri, menanggulangi kesukaran, mengenali dorongan hati kita, kehidupan selepas sejumlahya, serta kegagalannya. Apa pilihan saya? Menghancurkan komputer atau latih setting diri dan focus buat main dengan baik? Ini tidak menyenangkan, tetapi tak ada pilihan lain. Untung saya bisa ditenangkan oleh kalimat Marcus Aurelius: “Kasus itu serius bukan kegetiran; untuk menanggungnya serta menang merupakan hoki besar.”
Pertanyaan yang masuk akal di sini peluang yaitu: mengapa Anda tidak pergi serta melakukan satu perihal yang tidak demikian terdapat resiko secara keuangan serta merusak psikologis? Masalahnya, saya masih melihat poker online menjadi satu perihal yang memikat. Aksioma menghabiskan waktu lima menit buat belajar serta seumur hidup buat dikuasai. Saya tidak yakin apa saya bisa melamar pekerjaan dengan kekurangan yang menganga di CV saya.
Kebangkitan Profesi Poker Saya
Saya ke Kamboja pada bulan Februari lalu untuk main di dalam permainan uang dari sana. Saya hampir menangis lantaran kebahagiaan lihat keberuntungan beri salam saya di satu malam. Dompet saya sungguh-sungguh penuh serta karir poker saya terasa bagus: kerjakan satu perihal yang terpelajar menantang saya, itu miliki makna saya tak tersangkut, apabila saya tak harus menjawab siapa sajakah, itu tidak merasa seperti tugas.
Namun saya tak dapat menghilangkan rasa bersalah kalau saya belum melakukan satu soal yang lebih positif di kehidupan saya. Mereka belum secara eksplisit mengatakannya, tetapi saya merasa keluarga dan kawan-kawan saya merasa kalau saya dapat melakukan satu hal yang lebih baik dengan waktu saya dibandingkan habiskan uang pihak lain. Saya tidak menolak mengambil uang dari sama pemain profesional – saya sering menikmatinya – tetapi saya sering terasa kotor mengambil pot dari pemain wisataonal yang bermain poker online di IDNPOKER cuman buat senang.
Saya bercakap dalam diri kita bila itu adalah penyeling untuk mereka; apabila malam main poker online lebih murah dan lebih sehat dibandingkan akhir pekan di pub. Setelah itu rasa bersalah peluang mulai lesap. Dipertambah kembali, saya tengah jalankan sebuah buku, mencari hubungan pada ketegaran, depresi, dan poker online, yang saya mengharapkan selekasnya bisa membantu seseorang.
Ini merupakan bagaimana saya melalui sekian hari dengan menghibur diri. Penipuan merupakan segi terbesar dari keterampilan pemain poker online meskipun sebagian besar waktu saya mengerti apabila saya menipu diri kita.